[Medan | 2 Desember 2025] PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten Grup Bakrie dan Salim, bersiap mengumumkan rencana akuisisi baru dalam enam hingga dua belas bulan ke depan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menyeimbangkan portofolio bisnis batu bara termal dan non batu bara termal hingga tahun 2031.
Direktur BUMI, Christopher Fong, menjelaskan bahwa perusahaan sedang menjalankan strategi diversifikasi secara transformatif, dengan fokus transisi ke bisnis non batu bara termal. Meski demikian, BUMI tetap memastikan kinerja unit batu bara termal tetap solid.
Christopher memproyeksikan porsi aset dan pendapatan dari kedua segmen tersebut akan mencapai komposisi 50:50 pada 2031.
Salah satu langkah diversifikasi terlihat dari akuisisi tambang emas dan tembaga Wolfram Limited (WFL) di Queensland, Australia, senilai sekitar Rp 698 miliar. Direktur BUMI, Rio Supin, menuturkan bahwa tambang tersebut nantinya akan menghasilkan produk konsentrat.
BUMI juga melihat peluang di sektor aluminium dan alumina melalui rencana akuisisi tambang bauksit PT Laman Mining di Kalimantan Barat, yang ditargetkan dapat memproduksi alumina. Fokus perseroan dalam bisnis non emas saat ini berada pada komoditas tembaga dan bauksit.
Pada sisi bisnis batu bara termal, BUMI memproyeksikan kinerja tahun 2026 akan relatif stagnan dibanding tahun 2025. Direktur BUMI, Maringan M Ido Hotna Hutabarat, menyampaikan bahwa produksi batu bara pada 2026 ditargetkan mencapai 77–78 juta ton, yang berasal dari kontribusi PT Kaltim Prima Coal (KPC) sekitar 53,5 juta ton dan PT Arutmin Indonesia sekitar 22–23 juta ton.

