[Medan | 28 Oktober 2025] PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai maksimal Rp 1,17 triliun atau sekitar 10% dari total modal disetor. Aksi korporasi ini akan dimanfaatkan untuk mendukung program kepemilikan saham karyawan (Employee Stock Ownership Program/ESOP).
Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri, Ari Rizaldi, menyampaikan bahwa rencana buyback telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan akan berlangsung paling lambat hingga 15 Maret 2026. Menurutnya, pelaksanaan buyback akan mempertimbangkan kondisi makroekonomi dan dinamika pasar agar dilakukan secara optimal dan hati-hati.
Langkah buyback ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham sekaligus mempertegas keyakinan terhadap prospek jangka panjang Bank Mandiri. Selain itu, saham hasil buyback akan dialokasikan untuk program ESOP sebagai bentuk apresiasi bagi pegawai serta untuk memperkuat komitmen jangka panjang terhadap kinerja perusahaan.
Ari menambahkan, kebijakan buyback sejalan dengan strategi pembagian dividen dan indikator keuangan utama perseroan. Untuk dividen interim, perseroan masih akan meninjau kondisi likuiditas, proyeksi pertumbuhan bisnis, dan kemampuan menghasilkan laba.
Kinerja Keuangan Kuartal III-2025
Bank Mandiri mencatat laba bersih sebesar Rp 37,7 triliun hingga akhir kuartal III-2025, turun 19,78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 47 triliun. Penurunan laba terjadi meski penyaluran kredit tumbuh 11% secara tahunan menjadi Rp 1.764,32 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri perbankan nasional yang mencapai 7,7%.
Total aset konsolidasi Bank Mandiri naik 10,3% yoy menjadi Rp 2.563 triliun, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) gross bank only terjaga di level 1,03% dengan coverage ratio sebesar 271%.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, mengatakan pertumbuhan kredit banyak ditopang sektor padat karya, industri berorientasi ekspor, serta industri makanan dan minuman yang memberikan efek berganda terhadap perekonomian nasional.

