[Medan | 5 Mei 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,72% ke level 6.815 pada akhir perdagangan Jumat (2/5/2025). Kinerja ini cukup mencolok mengingat tren historis bulan Mei yang cenderung lemah, dimana dalam sepuluh tahun terakhir, IHSG hanya mencatat kenaikan pada dua kesempatan, yaitu pada tahun 2015 dan 2020.
Menurut Herditya Wicaksana, analis dari MNC Sekuritas, penguatan indeks masih berpotensi berlanjut pada perdagangan Senin (5/5), dengan kisaran support di 6.750 dan resistance di 6.818. Sementara itu, Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas melihat ruang kenaikan masih terbatas, dengan support di 6.745 dan resistance yang lebih optimistis di 6.903.
Sejumlah faktor akan memengaruhi arah IHSG di awal pekan. Di antaranya adalah rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I-2025 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin. Meskipun periode tersebut bertepatan dengan Ramadan dan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) yang biasanya mendorong konsumsi, pertumbuhan ekonomi diprediksi tetap melambat dan berisiko turun di bawah 5%.
Pada Selasa (6/5), perhatian pasar akan tertuju pada pengumuman posisi cadangan devisa April 2025 oleh Bank Indonesia. Sebelumnya, pada akhir Maret, cadangan devisa RI naik sebesar US$2,6 miliar menjadi US$157,1 miliar, yang menunjukkan stabilitas eksternal Indonesia masih cukup terjaga.
Kemudian pada Kamis (8/5), pasar global akan mencermati konferensi pers FOMC untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga The Fed. Meskipun Presiden AS Donald Trump terus menekan agar suku bunga diturunkan, The Fed diperkirakan masih akan menahan suku bunga mengingat tekanan inflasi yang masih ada.
Adapun untuk perdagangan awal pekan ini, Herditya merekomendasikan beberapa saham, seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp 1.205–Rp 1.225, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) di kisaran Rp 412–Rp 422, dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dengan target Rp 8.750–Rp 9.150.