[Medan | 17 November 2025] Pasar bersiap menghadapi agenda penting pekan ini, yakni pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang akan dirilis pada 19 November 2025. Menjelang keputusan tersebut, arah pergerakan IHSG diperkirakan masih ditentukan oleh ekspektasi pelaku pasar terhadap kebijakan moneter BI.
Konsensus saat ini menunjukkan kecenderungan bahwa BI berpotensi memangkas suku bunga ke 4,50%, sejalan dengan tren pelonggaran moneter global. Penurunan suku bunga dinilai mampu meningkatkan aliran modal asing karena mencerminkan inflasi yang terkendali serta stabilitas makro domestik. Di sisi lain, pelemahan rupiah dalam jangka pendek menjadi risiko yang perlu dicermati, meski tekanan diperkirakan terbatas berkat surplus neraca perdagangan dan kondisi inflasi yang rendah.
Dengan dinamika tersebut, IHSG diproyeksikan bergerak mixed dengan kecenderungan menguji area support 8.315–8.355 sebagai zona pertahanan utama. Selama area ini bertahan, peluang technical rebound tetap terbuka, terutama di tengah redanya kekhawatiran pasar terkait dibukanya kembali layanan pemerintahan Amerika Serikat usai shutdown. Sementara untuk sisi atas, indeks menghadapi resistance 8.440–8.480 yang menjadi penentu apakah kenaikan dapat berlanjut.
Sebagian analis lainnya menilai BI berpeluang mempertahankan suku bunga acuan pekan ini, mengingat tekanan pada rupiah masih cukup kuat dan The Fed diperkirakan baru akan memulai pelonggaran kebijakan paling cepat pada Januari 2026. Secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren naik, dengan koreksi yang terjadi belakangan dianggap sebagai proses konsolidasi normal dalam pembentukan tren penguatan jangka menengah. Support indeks diperkirakan berada di 8.310–8.355, sementara resistance berada pada rentang 8.448–8.506.
Selain menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada 17–18 November, pelaku pasar juga mencermati beragam sentimen eksternal. Meredanya ancaman shutdown pemerintah AS memberikan dorongan positif bagi pasar global, meski ketidakpastian politik di negara tersebut masih membayangi. Kombinasi stabilitas nilai tukar yang dijaga BI, prospek arus modal asing, serta perbaikan sentimen global menjadi faktor penentu arah IHSG dalam waktu dekat.

